Senin, 19 Februari 2018

Jenis-Jenis High AlertT Medications



1.     Alkaloid Vinca (Vincristine, vinblastine, vinorelbine)
  • Semua dosis vinkristin dan vinblastin disiapkan dan disimpan dalam larutan 10 ml NaCl 
  • 0,9 % (injeksi)
  • Vinorelbine disiapkan dan disimpan dalam larutan 20 ml NaCl 0,9 % (injeksi)
  • Spuit harus diberi label dengan peringatan
  1.  Fatal bila diberikan intratekal
  2.  Hanya untuk penggunaan IV
  3.  Perlu pengecakan ganda
  • Setiap spuit harus disertai tutup dan harus tetap intak hingga waktu pemberian obat tiba
2. Pemberian obat melalui intrateka
  • Lakukan pengecekan ganda setelah persiapan dosis intratekal untuk memastikan obat
  • dan pelabelan benar
  • Pelabelan meliputi peringatan
  1. Perhatian : hanya untuk penggunaan intratekal
  2. Perlu pengecekan ganda
  • Obat-obatan kemoterapi intratekal akan disimpan dan disiapkan dalam sediaan spuit 10ml atau lebih kecil
  • Tidak boleh ada obat-obatan sitotoksik lainnya di sebelah tempat tidur pasien selama proses pemberian obat kemoterapi intratekal
  • Lakukan pengecekan ganda
3. Agonis Adrenergik IV (epinefrin, fenilefrin, noripinefrin, isoproteronel)
  • Instruksi medikasi harus meliputi “kecepatan awal”
  • Saat titrasi obat, haruslah meliputi parameternya
  • Konsentrasi standar untuk infus kontinu :
        1. Epinefrin 4 mg/250ml
        2. Norepinefrin 8 mg/250 ml
        3. Fenilefrin 50mg/250ml
  • Pada kondisi klinis di mana diperlukan konsentrasi infus yang tidak sesuai standar, spuit atau botol infus harus diberi label ’konsentrasi yang digunakan adalah .......
  • Gunakan monitor kardiovaskular pada semua pasien dengan pemasangan vena sentral
4. Antagonis adrenergic (propanolol, esmolol, metaprolol, labetalol)
  • Konsentrasi standar esmolol;
        Vial 100mg/10ml
        Ampul 2,5g/10ml
5. Dopamine dan dobutamin
  • Sering terjadi kesalahan berupa obat tertukar karena namanya yang mirip, konsentrasi yang mirip, dan indikasinya yang serupa. Gunakan label yang dapat membedakan nama obat ( misalnya DOBUTamin ,DOPamin ).
  • Gunakan konsentrasi standar
  • Beri label pada pompa dan botol infus berupa ‘nama obat dan dosisnya’
6. Kalsium Intravena (sebagai gluceptate, gluconate, atau choride)
  • CaCl tidak boleh diberikan melalui IM karena bersifat sangat iritatif terhadap jaringan
  • Faktor yang dapat mempengaruhi konsentrasi kalsium dalam darah adalah kadar fosfor serum dan albumin serum
  • Efek samping yang dapat terjadi
  1. Interaksi obat dengan digoksin (injeksi cepat kalsium dapat menyebabkan bradiaritmia, terutama pada pasien yang mengkonsumsi digoksin)   
  2. Antagonis terhadap CCB (calcium-channel blocker) dan peningkatan tekanan darah.
  3. Hipokalsemia atau hiperkalsemia akibat pemantauan kadar kalsium yang tidak efisien
  4. Ratio calcium-fisfor yang tidak tepat dalam larutan IV dan menyebabkan presipitasi dan kerusakan organ
  5. Nekrosis jaringan akibat ekstravasasi kalsium klorida
  • Instruksikan pemberian kalsium dalam satuan miligram
  • Lakukan pengecekan ganda
7. Agen kemoterapi (Intravena, intraperitonial, intrarterial, intrahepatik dan intapleural)
  • Dalam meresepkan obat kemoterapi, perlu dilakukan sertifikasi dan verifikasi secara tepat sebelum meresepkan dan memberikan obat
  • Instruksi kemoterapi harus ditulis “Formulir instruksi kemoterapi” dan ditandatangani oleh spesialis onkologi
  • Tidak diperbolehkan memberikan instruksi obat kemo terapi hanya dalam bentuk verbal (harus tertulis)
  • Singkatan ‘u’ untuk unit tidak diperbolehkan . Jangan menggunakan singkatan
  • Jangan menggunkan pompa IV jika hanya perlu dosis bolus
  • Kapan pun memungkinkan gunakan instruksi yang dicetak(print) dalam meresepkan obat
  • Saat meresepkan obat kemoterapi IV instruksi harus tertulis dengan dosis individual, bukan jumlah total obat yang diberikan sepanjang program terapi ini. Instruksi lengkap mengenai pemberian obat ini harus mencakup :
  1. Nama Pasien dan nomor rekam medis
  2. Tanggal dan waktu penulisan instruksi
  3. Semua elemen yang digunakan untuk menghitung dosis inisial atau perubahan tata laksana kemo terapi harus dicantumkan dalam resep (tinggi badan, berat badan dan luas permukaan tubuh)
  4. Indikasi dan inform concent alergi
  5. Nama obat kemo terapi, dosis, rute pemberian dan tanggal pemberian setiap obat
  6. Jumlah siklus dan jumlah minggu pemberian regimen pengobatan, jika memungkinkan
  7. Berikan label yang jelas dan kemasan yang berbeda-beda untuk membedakan dengan obat yang lain
  8. Semua dosis obat harus disertai dengan tulisan ‘perhatian agen kemoterapi’
  9. Adanya dosis obat yang hilang harus diselidiki segera oleh ahli farmasi dan dosis pengganti sebaiknya tidak diberikan sebelum disposisi dosis pertama diverifikasi
  10. Obat kemoterapi akan diberikan berdasarkan atas instruksi dokter dan dilakukan sesuai dengan prosedur yang berlaku
  11. Berikan label pada setiap alat/benda spesifik milik pasien yang berhubungan dengan kemoterapi, misalnya: ‘peringatan materi/bahan anti-neoplastik. Perlakukan dengan baik dan hati-hati
  12. Obat kemoterapi akan dikemas dengan dua lapisan untuk meminimalisasi kemungkinan tercecer atau tersebar
  13. Semua obat kemoterapi yang telah dipersiapkan akan menjalani pengecekan ganda
  14. Lakukan pengecekan dalam perhitungan dosis sebanyak dua kali oleh dua orang yang berbeda
  15. Lakukan pengecekan pengaturan pompa kemoterapi sebelum memberikan obat
  16. Hanya perawat yang memiliki kompetensi dalam pemberian kemoterapi yang boleh memberikan obat
8. Infus kontinu Heparin, Lepirudin, Argatroban, Warfarin IV
  • Protokol standar indikasi adalah untuk thrombosis vena dalam (Deep vein Trombosis –DVT), sakit jantung, stroke , dan ultra –filtrasi .
  • Singkatan ‘u’ untuk ‘unit’ tidak diperbolehkan . Jangan menggunakan singkatan .
  • Standar konsentrasi obat infuse kontinu;
  1. ü  Heparin ; 25.000 unit/ 500ml dextrosa5%( setara dengan 50 unit /ml )
  2. ü  Iepirudin ;50mg mg/250 ml dan 100mg/250ml
  3. ü  Argatroban ; 250mg/250ml
  • Gunakan pompa infus
  • Lakukan pengecekan ganda
  • Berikan stiker atau label pada vial heparin dan lakukan pengecekan ganda terhadap adanya perubahan kecepatan pemberian
  • Untuk pemberian bolus, berikan dengan spuit ( daripada memodifikasi kecepatan infus)
  • Obat- obatan harus diawasi dan dipantau
  • Warfarin harus di instruksikan secara harian berdasarkan pada nilai INR/PT harian Insulin
 IV
  • Singkatan ‘u’ untuk ‘unit’ tidak diperbolehkan. Jangan menggunakan singkatan
  • Infus insulin ; konsentrasi standar =1 unit /ml, berikan label ‘high alert’,ikuti protokol standar ICU
  • Vial insulin yang telah dibuka memiliki waktu kadaluarsa dalam 30 hari setelah dibuka
  • Vial insulin disimpan pada tempat terpisah di dalam kulkas dan diberi label
  • Pisahkan tempat penyimpanan insulin dan heparin (karena sering tertukar)
  • Jangan pernah menyiapkan insulin dengan dosis U100 di dalam spuit 1cc, selalu gunakan spuit insulin(khusus)
  • Lakukan pengecekan ganda
  • Perawat harus memberitahukan kepada pasien bahwa mereka akan diberikan suntikan insulin.
  • Distribusi dan penyimpanan vial insulin dengan beragam dosis :
  1. Simpan dalam kulkas secara terpisah dan diberi label yang tepat
  2. Semua vial insulin harus dibuang dalam waktu 30 hari setelah dibuka (injeksi jarum suntik).
  3. Tanggal dibuka/digunakannya insulin untuk pertama kali harus dicatat pada vial.
9.  Konsentrat elektrolit : Injeksi NaCl > 0,9% dan injeksi kalium (klorida, asetat, dan fosfat) lebih dari 0,4 Eq/ml¹º
  1. Jika KCl diinjeksi terlalu cepat (misalnya pada kecepatan melebihi 10 mEq/jam) dosis yang teralulu tinggi, dapat menyebabkan henti jantung
  2. KCL tidak boleh diberikan sebagai IV push atau bolus
  3. Hanya disimpan diinstalasi farmasi, ICU, ICCU, Kamar Berrsalin dan Kamar
  4. Operasi, khusus KCl hanya boleh disimpan di instalasi farmasi
  5. Standar konsentrasi pemberian infus NaCl : maksimal 3% dalam 500ml
  6. Berikan Label pada botol infus larutan natrium hipertonik 3% (tulisan berwarna merah)
  7. Protokol untuk KCl :
  • Indikasi infus KCl
  • Kecepatan maksimal infus
  • Konsentrasi maksimal yang masih diperbolehka
  • Panduan mengenai kapan diperlukannya monitor kardiovaskuler
  • Penentuan bahwa semua infus KCl harus diberikan via pompa
  • Larangan untuk memberikan larutan KCl multipel secara bebarengan
  1. (misalnya : tidak boleh memberikan KCl IV sementara pasien sedang
  2. mendapatkan infus KCl di jalur IV lainnya
  • Diperbolehkan untuk melakukan substitusi dari KCl oral menjadi KCL IV
  1. Jika diperlukan.
  • Lakukan pengecekan ganda .
10. Infus narkose/opiat, termasuk infus epidural
  • Opiate dan subtansi lainnya harus disimpan dalam lemari penyimpanan yang terkunci di apotik/ farmasi dan ruang perawatan.
  • Kapanpun memungkinkan, instruksi yang dicetak (print) sebaiknya tersedia dalam meresepkan obat
  • Berikan label high alert untuk infus kontinue dengan konsentrasi non standart       yang diberikan / diantarkan ke unit rawat, jika diperlukan sewaktu –waktu
  • Konsentrasi standart ;
  1. ü  Morfin ;1mg /ml
  2. ü  Meperidin ;10mg/ml
  3. ü  Hidromorfin ;0,2 mg / ml (lima kali lebih poten dibandingkan morfin )
  4. ü  Fentanil ( penggunaan ICU );10mcg /ml
  • Konsentrasi tinggi ; ( berikan label ‘konsentrasi tinggi ‘)
  1. ü  Morfin ;5mg/ml
  2. ü  Hidromorfin 1mg /ml ( lima kali lebih poten dibandingkan morfin)
  3. ü  Fentanil ( penggunaan ICU) ; 50mcg/ml
  • Instruksi penggunaan narkose harus mengikuti kebijakan Titrasi
  • Pastikan tersedia nalokson atau sejenisnya disemua area yang terdapat kemungkinan  menggunakan morfin
  • Tanyakan kepada semua pasien yang menerima opiate mengenai riwayat alergi
  • Hanya gunakan nama generik .
  • Jalur pemberian epidural;
  1. ü  Semua pemberian infus narkose / opiate harus diberikan dengan pompa infus yang terprogram dan diberikan label pada alat pompa.
  2. ü  Gunakan tabung infus yang spesifik ( misalnya; warna; kuning bergaris ) tanpa portal injeksi
  3. ü  Berikan label pada ujung distal selng infus epidural dan selang infus IV  untuk membedakan
  • Jika diperlukan perubahan dosis , hubungi dokter yang bertanggungjawab.
  • Lakukan pengecekan ganda.
11. Agen sedasi IV ( lorazepam, midazolam, propofol)
  • Setiap infus obat sedasi kontinu memiliki standart dosis, yaitu ;
  1. ü  Lorazepam; 1mg/ml
  2. ü  Midazolam ;1mg/ml , efek puncak; 5-10 menit
  3. ü  Propofol; 10mg/ml
  • Lakukan monitoriselama pemberian obat(  oksimetri denyut, tanda vital , tersedia peralatan resusitasi )
12. Infus Magnesium Sulfa
  • Tergolong  high alert medications pada pemberian konsentrasi melebihi standar,  yaitu > 40mg/ml dalam larutan 100ml( 4g dalam 100ml larutan isotonic/normal salin )
  • Perlu pengecekan ganda ( perhitungan dosis, persiapan dosis, pengaturan pompa infus)
13. Infus Alteplase (tPA, activase) IV
  • Semua infus alteplase yang digunakan di rumah sakit harus disiapkan oleh ahli farmasi
  • Untuk penggunaan dalam kondisi emergenci, saat ahli farmasi tidak ada di tempat untuk n paten mempersiapkan obat, 1 sediaan alteplase akan disimpan di Instalasi Gawat Darurat (IGD). Saat obat ini hendak digunakan, lakukanlah pencatatan yang sesuai dan lengkap berisi identifikasi pasien dan alasan / indikasi pemberian obat. Pencatatan ini harus di transmisikan ke farmasi/ apotik sebelum dosis berikutnya diberikan
  • Siapkan alteplase dengan dosis spesifik untuk setiap pasien
  • Tidak diperbolehkan adanya obat ekstra / berlebih di container obat final yang akan diberikan kepada  pasien (contohnya; hanya obat dengan dosis tepat yang diletakkan di container obat final)
  • Beri label pada setiap dosis obat yang digunakan ( di spuit dan container  infuf dan harus meliputi minimal;
  1. ü  Nama pasien
  2. ü  Nomor rekam medis pasien
  3. ü  Lokasi pasien
  4. ü  Nama generic dan paten obat yang digunakan
  5. ü  Konsentrasi obat yang dinyatakan dalam mg/ml
  6. ü  Kuantitas total obat/ volume total larutan yang terkandung di dalam sediaan
  7. ü  Tanggal kadaluarsa obat
14 Injeksi tenecteplase IV
  • Pada tempat penyimpanan obat, berikan label yang jelas, untuk dapat membedakan dengan alteplase dan meminimalkan kemungkinan obat tertukar
  • Lakukan pengecekan ganda
15. Agen blok neuromuscular ( Suksinikolin, rokuronium, vekuronium, atrakurium, pankuronium)
  • Harus disimpan di area khusus dan spesifik , seperti; kamar operasi, ruang rawat insetif ( Pediatric Intensive Care Unit / Neonates Intensive Care Unit / Intensive Care Unit ).UGD
  • Berikan label   yang terlihat jelas dan dapat dibedakan dengan obat- obatan lainnya . Farmasi akan memberikan label pada semua vial untuk penyimpanan obat di kamar operasi .
  • Penyimpanan harus dipisahkan dari obat- obatan lainnya, misalnya dengan kotak berwarna, penyekatan , dan sebagainya
  • Semua infus agen blok neuromuscular harus memiliki label yang bertuliskan; Peringatan agen paralisis Dapat menyebabkan henti napas
  • Lakukan pengecekan ganda
  • Untuk setiap container  obat baru yang disediakan oleh farmasi( misalnya; vial, spuit, dan sebagainya), pengecekan ganda harus dicatat oleh kedua petugas direkam medis pasien
  • Catatlah jika ada perubahan instruksi , termasuk perubahan kecepatan infus dan pengaturan pompa infus
  • Kapanpun memungkinkan, instruksi yang dicetak ( print) sebaiknya tersedia.I nstruksi juga harus menyatakan ‘ pasien harus terpasang ventilator’
  • Jangan pernah menganggap obat- obatan ini sebagai ‘ relaksan’
  • Harus dihentikan pemberiannya pada pasien yang di ekstubasi dan tidak menggunakan ventilator lagi
16. Obat obatan inotropik IV ( digoksin , milrinone)
  • Obat obatan ini memiliki rentang terapeutik yang sempit dan memiliki sejumlah interaksi obat
  • Pasien – pasien yang harus mendapatkan pengawasan ekstra adalah ; lansia (geriatric) yang mendapat dosis tinggi obat inotropik dan juga mengkonsums Quinidine
  • Dalam pengunaan obat, berikan edukasi kepada oasien mengenai pentingnyakepatuhan pasien dalam hal dosis, perlunya pemeriksaan darah perifer secara rutin, dan tanda- tanda peringatan akan terjadinya potensi overdosis
  • Tingkatkan pemantauan pasien dengan memperbanyak kunjungan dokter dan pemeriksaan laboratorium
  • Lakukan pemeriksaan digoksin darah secara rutin
  • Monitor penggunaan Digibind dan kembangkan suatu protokol mengenai indikasi penggunaan Digibind
17. Garam fosfat ( natrium dan kalium)
  •  Sebisa mungkin, berikan terapi pengganti fosfat melalui jalur oral
  • Berikan dalam bentuk natrium fosfat, kapanpun memungkinkan
  • Pemberian kalium fosfat berdasarkan pada level / kadar fosfat inorganic pasien dan faktor klinis lainnya
  • Dosis normal kalium fosfat ; tidak melebihi 0,32mnol/kgBB dalam 12 jam.
  Dosis dapat diulang hingga serum fosfat >2mg/dl.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar