1. Alkaloid Vinca (Vincristine, vinblastine, vinorelbine)
- Semua dosis vinkristin dan vinblastin disiapkan dan disimpan dalam larutan 10 ml NaCl
- 0,9 % (injeksi)
- Vinorelbine disiapkan dan disimpan dalam larutan 20 ml NaCl 0,9 % (injeksi)
- Spuit harus diberi label dengan peringatan
- Fatal bila diberikan intratekal
- Hanya untuk penggunaan IV
- Perlu pengecakan ganda
- Setiap spuit harus disertai tutup dan harus tetap intak hingga waktu pemberian obat tiba
- Lakukan pengecekan ganda setelah persiapan dosis intratekal untuk memastikan obat
- dan pelabelan benar
- Pelabelan meliputi peringatan
- Perhatian : hanya untuk penggunaan intratekal
- Perlu pengecekan ganda
- Obat-obatan kemoterapi intratekal akan disimpan dan disiapkan dalam sediaan spuit 10ml atau lebih kecil
- Tidak boleh ada obat-obatan sitotoksik lainnya di sebelah tempat tidur pasien selama proses pemberian obat kemoterapi intratekal
- Lakukan pengecekan ganda
- Instruksi medikasi harus meliputi “kecepatan awal”
- Saat titrasi obat, haruslah meliputi parameternya
- Konsentrasi standar untuk infus kontinu :
1. Epinefrin 4 mg/250ml
2. Norepinefrin 8 mg/250 ml
3. Fenilefrin 50mg/250ml
- Pada kondisi klinis di mana diperlukan konsentrasi infus yang tidak sesuai standar, spuit atau botol infus harus diberi label ’konsentrasi yang digunakan adalah .......
- Gunakan monitor kardiovaskular pada semua pasien dengan pemasangan vena sentral
4. Antagonis adrenergic (propanolol, esmolol, metaprolol, labetalol)
- Konsentrasi standar esmolol;
Vial 100mg/10ml5. Dopamine dan dobutamin
Ampul 2,5g/10ml
- Sering terjadi kesalahan berupa obat tertukar karena namanya yang mirip, konsentrasi yang mirip, dan indikasinya yang serupa. Gunakan label yang dapat membedakan nama obat ( misalnya DOBUTamin ,DOPamin ).
- Gunakan konsentrasi standar
- Beri label pada pompa dan botol infus berupa ‘nama obat dan dosisnya’
- CaCl tidak boleh diberikan melalui IM karena bersifat sangat iritatif terhadap jaringan
- Faktor yang dapat mempengaruhi konsentrasi kalsium dalam darah adalah kadar fosfor serum dan albumin serum
- Efek samping yang dapat terjadi
- Interaksi obat dengan digoksin (injeksi cepat kalsium dapat menyebabkan bradiaritmia, terutama pada pasien yang mengkonsumsi digoksin)
- Antagonis terhadap CCB (calcium-channel blocker) dan peningkatan tekanan darah.
- Hipokalsemia atau hiperkalsemia akibat pemantauan kadar kalsium yang tidak efisien
- Ratio calcium-fisfor yang tidak tepat dalam larutan IV dan menyebabkan presipitasi dan kerusakan organ
- Nekrosis jaringan akibat ekstravasasi kalsium klorida
- Instruksikan pemberian kalsium dalam satuan miligram
- Lakukan pengecekan ganda
- Dalam meresepkan obat kemoterapi, perlu dilakukan sertifikasi dan verifikasi secara tepat sebelum meresepkan dan memberikan obat
- Instruksi kemoterapi harus ditulis “Formulir instruksi kemoterapi” dan ditandatangani oleh spesialis onkologi
- Tidak diperbolehkan memberikan instruksi obat kemo terapi hanya dalam bentuk verbal (harus tertulis)
- Singkatan ‘u’ untuk unit tidak diperbolehkan . Jangan menggunakan singkatan
- Jangan menggunkan pompa IV jika hanya perlu dosis bolus
- Kapan pun memungkinkan gunakan instruksi yang dicetak(print) dalam meresepkan obat
- Saat meresepkan obat kemoterapi IV instruksi harus tertulis dengan dosis individual, bukan jumlah total obat yang diberikan sepanjang program terapi ini. Instruksi lengkap mengenai pemberian obat ini harus mencakup :
8. Infus kontinu Heparin, Lepirudin, Argatroban, Warfarin IV
- Nama Pasien dan nomor rekam medis
- Tanggal dan waktu penulisan instruksi
- Semua elemen yang digunakan untuk menghitung dosis inisial atau perubahan tata laksana kemo terapi harus dicantumkan dalam resep (tinggi badan, berat badan dan luas permukaan tubuh)
- Indikasi dan inform concent alergi
- Nama obat kemo terapi, dosis, rute pemberian dan tanggal pemberian setiap obat
- Jumlah siklus dan jumlah minggu pemberian regimen pengobatan, jika memungkinkan
- Berikan label yang jelas dan kemasan yang berbeda-beda untuk membedakan dengan obat yang lain
- Semua dosis obat harus disertai dengan tulisan ‘perhatian agen kemoterapi’
- Adanya dosis obat yang hilang harus diselidiki segera oleh ahli farmasi dan dosis pengganti sebaiknya tidak diberikan sebelum disposisi dosis pertama diverifikasi
- Obat kemoterapi akan diberikan berdasarkan atas instruksi dokter dan dilakukan sesuai dengan prosedur yang berlaku
- Berikan label pada setiap alat/benda spesifik milik pasien yang berhubungan dengan kemoterapi, misalnya: ‘peringatan materi/bahan anti-neoplastik. Perlakukan dengan baik dan hati-hati
- Obat kemoterapi akan dikemas dengan dua lapisan untuk meminimalisasi kemungkinan tercecer atau tersebar
- Semua obat kemoterapi yang telah dipersiapkan akan menjalani pengecekan ganda
- Lakukan pengecekan dalam perhitungan dosis sebanyak dua kali oleh dua orang yang berbeda
- Lakukan pengecekan pengaturan pompa kemoterapi sebelum memberikan obat
- Hanya perawat yang memiliki kompetensi dalam pemberian kemoterapi yang boleh memberikan obat
- Protokol standar indikasi adalah untuk thrombosis vena dalam (Deep vein Trombosis –DVT), sakit jantung, stroke , dan ultra –filtrasi .
- Singkatan ‘u’ untuk ‘unit’ tidak diperbolehkan . Jangan menggunakan singkatan .
- Standar konsentrasi obat infuse kontinu;
- ü Heparin ; 25.000 unit/ 500ml dextrosa5%( setara dengan 50 unit /ml )
- ü Iepirudin ;50mg mg/250 ml dan 100mg/250ml
- ü Argatroban ; 250mg/250ml
- Gunakan pompa infus
- Lakukan pengecekan ganda
- Berikan stiker atau label pada vial heparin dan lakukan pengecekan ganda terhadap adanya perubahan kecepatan pemberian
- Untuk pemberian bolus, berikan dengan spuit ( daripada memodifikasi kecepatan infus)
- Obat- obatan harus diawasi dan dipantau
- Warfarin harus di instruksikan secara harian berdasarkan pada nilai INR/PT harian Insulin
- Singkatan ‘u’ untuk ‘unit’ tidak diperbolehkan. Jangan menggunakan singkatan
- Infus insulin ; konsentrasi standar =1 unit /ml, berikan label ‘high alert’,ikuti protokol standar ICU
- Vial insulin yang telah dibuka memiliki waktu kadaluarsa dalam 30 hari setelah dibuka
- Vial insulin disimpan pada tempat terpisah di dalam kulkas dan diberi label
- Pisahkan tempat penyimpanan insulin dan heparin (karena sering tertukar)
- Jangan pernah menyiapkan insulin dengan dosis U100 di dalam spuit 1cc, selalu gunakan spuit insulin(khusus)
- Lakukan pengecekan ganda
- Perawat harus memberitahukan kepada pasien bahwa mereka akan diberikan suntikan insulin.
- Distribusi dan penyimpanan vial insulin dengan beragam dosis :
9. Konsentrat elektrolit : Injeksi NaCl > 0,9% dan injeksi kalium (klorida, asetat, dan fosfat) lebih dari 0,4 Eq/ml¹º
- Simpan dalam kulkas secara terpisah dan diberi label yang tepat
- Semua vial insulin harus dibuang dalam waktu 30 hari setelah dibuka (injeksi jarum suntik).
- Tanggal dibuka/digunakannya insulin untuk pertama kali harus dicatat pada vial.
- Jika KCl diinjeksi terlalu cepat (misalnya pada kecepatan melebihi 10 mEq/jam) dosis yang teralulu tinggi, dapat menyebabkan henti jantung
- KCL tidak boleh diberikan sebagai IV push atau bolus
- Hanya disimpan diinstalasi farmasi, ICU, ICCU, Kamar Berrsalin dan Kamar
- Operasi, khusus KCl hanya boleh disimpan di instalasi farmasi
- Standar konsentrasi pemberian infus NaCl : maksimal 3% dalam 500ml
- Berikan Label pada botol infus larutan natrium hipertonik 3% (tulisan berwarna merah)
- Protokol untuk KCl :
- Indikasi infus KCl
- Kecepatan maksimal infus
- Konsentrasi maksimal yang masih diperbolehka
- Panduan mengenai kapan diperlukannya monitor kardiovaskuler
- Penentuan bahwa semua infus KCl harus diberikan via pompa
- Larangan untuk memberikan larutan KCl multipel secara bebarengan
- (misalnya : tidak boleh memberikan KCl IV sementara pasien sedang
- mendapatkan infus KCl di jalur IV lainnya
- Diperbolehkan untuk melakukan substitusi dari KCl oral menjadi KCL IV
- Jika diperlukan.
10. Infus narkose/opiat, termasuk infus epidural
- Lakukan pengecekan ganda .
- Opiate dan subtansi lainnya harus disimpan dalam lemari penyimpanan yang terkunci di apotik/ farmasi dan ruang perawatan.
- Kapanpun memungkinkan, instruksi yang dicetak (print) sebaiknya tersedia dalam meresepkan obat
- Berikan label high alert untuk infus kontinue dengan konsentrasi non standart yang diberikan / diantarkan ke unit rawat, jika diperlukan sewaktu –waktu
- Konsentrasi standart ;
- ü Morfin ;1mg /ml
- ü Meperidin ;10mg/ml
- ü Hidromorfin ;0,2 mg / ml (lima kali lebih poten dibandingkan morfin )
- ü Fentanil ( penggunaan ICU );10mcg /ml
- Konsentrasi tinggi ; ( berikan label ‘konsentrasi tinggi ‘)
- ü Morfin ;5mg/ml
- ü Hidromorfin 1mg /ml ( lima kali lebih poten dibandingkan morfin)
- ü Fentanil ( penggunaan ICU) ; 50mcg/ml
- Instruksi penggunaan narkose harus mengikuti kebijakan Titrasi
- Pastikan tersedia nalokson atau sejenisnya disemua area yang terdapat kemungkinan menggunakan morfin
- Tanyakan kepada semua pasien yang menerima opiate mengenai riwayat alergi
- Hanya gunakan nama generik .
- Jalur pemberian epidural;
- ü Semua pemberian infus narkose / opiate harus diberikan dengan pompa infus yang terprogram dan diberikan label pada alat pompa.
- ü Gunakan tabung infus yang spesifik ( misalnya; warna; kuning bergaris ) tanpa portal injeksi
- ü Berikan label pada ujung distal selng infus epidural dan selang infus IV untuk membedakan
- Jika diperlukan perubahan dosis , hubungi dokter yang bertanggungjawab.
- Lakukan pengecekan ganda.
- Setiap infus obat sedasi kontinu memiliki standart dosis, yaitu ;
- ü Lorazepam; 1mg/ml
- ü Midazolam ;1mg/ml , efek puncak; 5-10 menit
- ü Propofol; 10mg/ml
- Lakukan monitoriselama pemberian obat( oksimetri denyut, tanda vital , tersedia peralatan resusitasi )
- Tergolong high alert medications pada pemberian konsentrasi melebihi standar, yaitu > 40mg/ml dalam larutan 100ml( 4g dalam 100ml larutan isotonic/normal salin )
- Perlu pengecekan ganda ( perhitungan dosis, persiapan dosis, pengaturan pompa infus)
- Semua infus alteplase yang digunakan di rumah sakit harus disiapkan oleh ahli farmasi
- Untuk penggunaan dalam kondisi emergenci, saat ahli farmasi tidak ada di tempat untuk n paten mempersiapkan obat, 1 sediaan alteplase akan disimpan di Instalasi Gawat Darurat (IGD). Saat obat ini hendak digunakan, lakukanlah pencatatan yang sesuai dan lengkap berisi identifikasi pasien dan alasan / indikasi pemberian obat. Pencatatan ini harus di transmisikan ke farmasi/ apotik sebelum dosis berikutnya diberikan
- Siapkan alteplase dengan dosis spesifik untuk setiap pasien
- Tidak diperbolehkan adanya obat ekstra / berlebih di container obat final yang akan diberikan kepada pasien (contohnya; hanya obat dengan dosis tepat yang diletakkan di container obat final)
- Beri label pada setiap dosis obat yang digunakan ( di spuit dan container infuf dan harus meliputi minimal;
14 Injeksi tenecteplase IV
- ü Nama pasien
- ü Nomor rekam medis pasien
- ü Lokasi pasien
- ü Nama generic dan paten obat yang digunakan
- ü Konsentrasi obat yang dinyatakan dalam mg/ml
- ü Kuantitas total obat/ volume total larutan yang terkandung di dalam sediaan
- ü Tanggal kadaluarsa obat
- Pada tempat penyimpanan obat, berikan label yang jelas, untuk dapat membedakan dengan alteplase dan meminimalkan kemungkinan obat tertukar
- Lakukan pengecekan ganda
- Harus disimpan di area khusus dan spesifik , seperti; kamar operasi, ruang rawat insetif ( Pediatric Intensive Care Unit / Neonates Intensive Care Unit / Intensive Care Unit ).UGD
- Berikan label yang terlihat jelas dan dapat dibedakan dengan obat- obatan lainnya . Farmasi akan memberikan label pada semua vial untuk penyimpanan obat di kamar operasi .
- Penyimpanan harus dipisahkan dari obat- obatan lainnya, misalnya dengan kotak berwarna, penyekatan , dan sebagainya
- Semua infus agen blok neuromuscular harus memiliki label yang bertuliskan; Peringatan agen paralisis Dapat menyebabkan henti napas
- Lakukan pengecekan ganda
- Untuk setiap container obat baru yang disediakan oleh farmasi( misalnya; vial, spuit, dan sebagainya), pengecekan ganda harus dicatat oleh kedua petugas direkam medis pasien
- Catatlah jika ada perubahan instruksi , termasuk perubahan kecepatan infus dan pengaturan pompa infus
- Kapanpun memungkinkan, instruksi yang dicetak ( print) sebaiknya tersedia.I nstruksi juga harus menyatakan ‘ pasien harus terpasang ventilator’
- Jangan pernah menganggap obat- obatan ini sebagai ‘ relaksan’
- Harus dihentikan pemberiannya pada pasien yang di ekstubasi dan tidak menggunakan ventilator lagi
- Obat obatan ini memiliki rentang terapeutik yang sempit dan memiliki sejumlah interaksi obat
- Pasien – pasien yang harus mendapatkan pengawasan ekstra adalah ; lansia (geriatric) yang mendapat dosis tinggi obat inotropik dan juga mengkonsums Quinidine
- Dalam pengunaan obat, berikan edukasi kepada oasien mengenai pentingnyakepatuhan pasien dalam hal dosis, perlunya pemeriksaan darah perifer secara rutin, dan tanda- tanda peringatan akan terjadinya potensi overdosis
- Tingkatkan pemantauan pasien dengan memperbanyak kunjungan dokter dan pemeriksaan laboratorium
- Lakukan pemeriksaan digoksin darah secara rutin
- Monitor penggunaan Digibind dan kembangkan suatu protokol mengenai indikasi penggunaan Digibind
- Sebisa mungkin, berikan terapi pengganti fosfat melalui jalur oral
- Berikan dalam bentuk natrium fosfat, kapanpun memungkinkan
- Pemberian kalium fosfat berdasarkan pada level / kadar fosfat inorganic pasien dan faktor klinis lainnya
- Dosis normal kalium fosfat ; tidak melebihi 0,32mnol/kgBB dalam 12 jam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar